Auto Review
Roman Nedielka Buktikan Bahwa Motor Lisrik Juga Layak Digunakan Keliling Dunia
Autoplus.id, Jakarta — “Sepanjang perjalanan, selalu ada kemungkinan untuk menemukan tempat pengisian daya. Saya cukup meminta izin kepada orang-orang di sana agar dapat menggunakannya untuk mengisi daya sepeda motor saya, dan secara umum, mereka ramah dan membantu. Saya tidak pernah kehabisan baterai selama perjalanan.” cerita Roman Nedielka setelah sukses melakukan perjalanan solo pertama keliling dunia menggunakan sepeda motor listrik.
Dari penuturannnya di hadapan awak media dapat ditarik kesimpulan bahwa pecinta otomotif tidak perlu takut dan ragu menggunakan kendaraan bertenaga battery apalagi untuk melakukan perjalanan jauh karena di setiap tempat sudah tersedia aliran listrik.
Roman Nedielka pria asal Slovakia yang memulai perjalanannya dari Jakarta pada Juli 2023 ingin menunjukkan kelayakan dan keandalan sepeda motor listrik melalui perjalanan jarak jauh yang ekstrem dimana ini merupakan tonggak bersejarah yang telah dicapai di bidang mobilitas listrik, Roman menyelesaikan perjalanan solo pertama keliling dunia menggunakan sepeda motor listrik standar Zero DSR/X tanpa modifikasi.
Proyek perjalanan yang diberi nama “E.round the World” ini dimulai dari Indonesia menuju Malaysia, Thailand, Laos, China, Kazakhstan, Azerbaijan, Georgia, Turkiye, Bulgaria, Serbia, Hongaria, Slovakia, Ceko, Jerman, Perancis, Amerika Serikat, Australia, Timor Leste, dan kembali ke Indonesia.
Dengan menempuh jarak lebih dari 42.000 km berkeliling dunia seorang diri untuk pertama kalinya mengendarai sepeda motor listrik merupakan pencapaian luar biasa disaat pecinta otomotif yang masih banyak meragukan potensi dan keandalan mobilitas listrik dalam kasus penggunaan jarak jauh.
Selama perjalanan panjang yang menghabiskan waktu hampir setahun tentunya Roman menghadapi beragam tantangan dari budaya, iklim, dan bentang alam, yang masing-masing menghadirkan tantangan dan pengalamannya sendiri, mulai dari hutan-hutan di Asia Tenggara yang melintasi saat musim hujan, hamparan gurun pasir Kazakhstan yang luas dengan angin kencang, suhu beku Amerika Serikat di musim dingin, hingga suhu musim panas yang mencapai 45°C di musim panas Australia.
“Meski kondisinya menantang, perjalanan berjalan lancar tanpa kendala apa pun pada sepeda motornya, sebab motor listrik hanya memerlukan perawatan khas seperti sepeda motor biasa dan hanya melakukan penggantian ban dan kanvas rem setelah 25.000 km.” jelas Roman.
Roman menambahkan, “Salah satu fitur menonjol dari sepeda motor listrik adalah pengoperasiannya yang senyap, berbeda dengan kebisingan lalu lintas di Jakarta dan kota-kota di Tiongkok yang melarang sepeda motor berbahan bakar bensin.”
Tantangan utama selama perjalanan solonya adalah beradaptasi dengan berbagai kondisi cuaca dan menjalani prosedur bea cukai saat melintasi perbatasan.
Selain itu, standar pengisian daya yang berbeda-beda di setiap negara mengharuskan adanya adaptor dan kabel yang sesuai untuk setiap lokasi.
Pesan Roman untuk pecinta otomotif khususnya roda dua yang ingin melakukan perjalanan solo adalah harus selalu menjaga kebugaran fisik dan sebelum berangkat lakukan persiapan dengan fokus pada asupan makanan, angkat beban, dan yoga.
Selain itu konsumsi makanan sehat selama perjalanan, meskipun fokus utama adalah mengisi daya sepeda motor dan memastikan kelancaran pengoperasian.
“Kini setelah saya menyelesaikan petualangan ini, saya berharap dapat memprioritaskan kebiasaan makan yang lebih sehat dan kebugaran. Saya berharap bisa lebih memberi dampak pada potensi sepeda motor listrik di Indonesia karena jumlah sepeda motor 9 kali lebih banyak dibandingkan mobil. Jadi, dampaknya akan sangat besar jika masyarakat Indonesia menggunakan sepeda motor listrik,” Roman menambahkan.
Yang menarik, meskipun berasal dari latar belakang yang sederhana berkat kerja keras selama 22 tahun dalam karirnya, ia dapat mencapai perjalanan ini tanpa adanya sponsor atau monetisasi konten apa pun, sehingga menjamin keaslian dan relevansinya dengan publik.
Roman tetap berkomitmen untuk meningkatkan ekosistem e-mobilitas di Indonesia dan mendorong lebih banyak orang untuk menggunakan opsi transportasi berkelanjutan.
Roman hanya berharap dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk mempertimbangkan mobilitas listrik dan berkontribusi terhadap peningkatan kelayakan hidup dan kualitas hidup di kota-kota di Indonesia.”